![]() |
Media Bina Iman Katolik
![]() YESAYA
![]() (YESus SAyang saYA)
![]() yesaya.indocell.net
Edisi Agustus 2022
![]()
![]() ![]()
![]() ![]() YESUS MENJELASKAN WIBAWA IMAM
dikutip dari: Injil Sebagaimana Diwahyukan Kepadaku, Jilid 6
![]() Yesus juga tersenyum menatap pemuda itu dan Dia menjawab, "Ya. Dia akan menghujani-Ku dengan erangannya. Tapi itu akan mengajarinya untuk lebih berhati-hati lain kali. Sementara Aku berbicara tadi, dia tidak memperhatikan, tetapi berbicara dengan orang-orang lain..." (Perhatian Petrus teralih saat Yesus mengajar, dan tidak memperhatikan Yesus pergi).
"Ada orang-orang yang mengajukan pertanyaan kepadanya, Tuhan," kata Marjiam, yang tidak lagi tertawa, tetapi mencoba untuk membela Petrus.
"Orang bisa membuat gerak isyarat dengan niat baik bahwa dia akan menjawab nanti, ketika Sabda Tuhan sudah selesai diwartakan. Ingatlah itu, dalam hidupmu kelak, ketika kau menjadi seorang imam. Kau harus memberikan hormat terbesar saat kau mengajar dan di tempat di mana kau mengajar."
"Tapi, Tuhan, itu adalah Marjiam yang malang yang akan berbicara..."
"Tidak masalah. Selalu Allah Yang berbicara melalui bibir para abdi-Nya di saat pelayanan mereka. Dan sebab itu Dia harus didengarkan dalam keheningan dan dengan hormat."
Wajah Marjiam berubah masam, yang mengungkapkan perasaan batinnya.
Yesus memperhatikannya dan berkata, "Apa kau tidak yakin? Kenapa ekspresimu seperti itu? Bicaralah, Nak, tanpa rasa takut."
"Tuhan-ku, aku hanya bertanya-tanya apakah Allah ada di bibir dan di hati para imam-Nya sekarang ini, dan aku merasa gemetar ngeri akan pemikiran bahwa para imam mendatang mungkin seperti mereka... Dan aku menyimpulkan dengan mengatakan bahwa... banyak imam menampilkan Allah dengan buruk... Aku pasti sudah berbuat dosa... Tapi mereka sangat jahat dan tamak, sangat memuakkan... sehingga..."
"Jangan menghakimi. Tapi ingatlah sensasi jijikmu. Camkan itu dalam benak di masa mendatang. Dan dengan segenap kekuatanmu, hindari menjadi seperti mereka yang membuatmu jijik dan pastikan bahwa mereka yang berada di bawah arahanmu juga tidak seperti itu. Jadikan kejahatan yang kau lihat berguna untuk tujuan yang baik. Setiap tindakan dan pengetahuan harus diubah menjadi kebaikan melalui penilaian dan kehendak yang benar."
"Oh! Tuhan! Sebelum kita masuk ke dalam rumah, yang sudah di depan mata, tolong jawab pertanyaan yang lain! Engkau tidak menyangkal bahwa para imam sekarang ini bersalah. Engkau katakan padaku untuk tidak menghakimi. Tapi Engkau menghakimi. Dan Engkau bisa melakukannya. Dan Engkau menghakimi dengan adil. Sekarang dengarkanlah, Tuhan, pertanyaanku. Ketika para imam sekarang berbicara tentang Allah dan agama, kita tahu seperti apa sebagian besar dari mereka, tetapi aku mengacu pada yang terburuk di antara mereka, apakah kita harus mendengarkan mereka sebagai orang benar?"
"Ya, Anak-Ku, selalu. Demi hormat terhadap misi mereka. Ketika mereka melakukan tindakan sehubungan dengan pelayanan mereka, mereka bukan lagi Hanas, seorang manusia, atau Zadok, seorang manusia, dan seterusnya. Mereka adalah 'imam'. Selalu pisahkan kemanusiaan yang malang dari pelayanan."
"Tetapi jika mereka bertindak bahkan sangat buruk..."
"Allah yang akan menyelenggarakan. Dan lalu!... Dengarkan, Marjiam! Tidak ada orang yang sepenuhnya baik atau sepenuhnya jahat. Dan tidak ada orang yang sepenuhnya sangat baik sehingga berhak menghakimi saudara-saudaranya sebagai sepenuhnya jahat. Kita harus mencamkan dalam benak kesalahan-kesalahan kita sendiri, dan melawannya dengan kualitas-kualitas baik dari mereka yang ingin kita hakimi, maka kita akan memiliki ukuran yang tepat untuk penilaian yang murah hati. Aku belum menemukan orang yang sepenuhnya jahat."
"Bahkan Doras pun tidak, Tuhan?"
"Bahkan dia pun tidak, karena dia adalah suami yang jujur dan ayah yang pengasih."
"Bahkan ayah Doras pun tidak?"
"Dia juga suami yang jujur dan ayah yang pengasih."
"Tapi tidak lebih dari itu!"
"Tidak lebih dari itu. Tapi sehubungan dengan itu dia tidak jahat. Jadi dia tidak sepenuhnya jahat."
"Apakah Yudas juga tidak jahat?"
"Tidak."
"Tapi dia tidak baik."
"Dia tidak sepenuhnya baik dan dia tidak sepenuhnya jahat. Apa kau tidak yakin dengan apa yang Aku katakan?"
"Aku yakin bahwa Engkau sepenuhnya baik dan bahwa Engkau sepenuhnya bebas dari kejahatan. Ya, aku yakin bahwa Engkau demikian. Dan sedemikian rupa, hingga Engkau tidak pernah mendakwa siapa pun..."
"Oh! Putra-Ku sayang! Jika Aku mengucapkan sepatah kata pertama dakwaan, kamu semua akan menyerang si terdakwa seperti binatang buas!... Aku mencegahmu melakukannya, supaya kamu jangan tercemar dosa penghakiman yang terburu-buru. Cobalah untuk mengerti Aku, Marjiam. Ini bukan pertanyaan masalah Aku tidak melihat kejahatan di mana ada kejahatan, atau Aku tidak melihat campuran kebaikan dan kejahatan pada diri orang. Bukan pula masalah Aku tidak mengerti apakah jiwa naik ke atas atau jatuh ke tingkat bawah dari Aku membimbingnya. Ini tidak ada hubungannya dengan itu semua, Nak. Tapi masalahnya adalah kebijaksanaan untuk menghindarkan kurangnya cinta kasih dalam dirimu. Dan Aku akan selalu melakukannya. Juga di masa mendatang, ketika Aku harus menyatakan pendapat-Ku tentang seseorang. Tidak tahukah kau, Nak, bahwa terkadang kata-kata pujian dan dorongan lebih berguna daripada banyak celaan? Tidak tahukah kau bahwa dari seratus kasus yang sangat buruk, kasus yang dianggap relatif baik, setidaknya separuhnya menjadi sangat baik, karena, sesudah ditolong oleh sabda-Ku, mereka juga dibantu oleh orang-orang yang sangat baik hati, yang jika tidak, akan menjauhi orang-orang yang didakwa sebagai sangat jahat? Jiwa-jiwa harus didukung, bukan dibiarkan depresi. Tetapi jika Aku bukan orang pertama yang mendukung mereka dan menutupi kesalahan mereka, dengan mendesakmu untuk berbaik hati kepada mereka dan membantu mereka, kamu tidak akan pernah mengabdikan dirimu pada mereka dengan pengampunan yang aktif. Ingat itu, Marjiam..."
"Ya, Tuhan... (satu helaan napas panjang). Aku akan mengingatnya... (helaan napas panjang lainnya)... Tapi itu sangat sulit di hadapan bukti-bukti yang pasti..."
Yesus menatapnya. Tapi Dia hanya bisa melihat bagian atas dahi Marjiam, yang sudah menundukkan wajahnya.
"Marjiam, mendongaklah. Lihat Aku. Dan katakan pada-Ku: bukti mana yang sulit untuk diabaikan?"
Perasaan Marjiam bercampur aduk... Wajahnya yang kecokelatan memerah... Dia menjawab, "Yah... ada banyak, Tuhan..."
Yesus mendesak, "Kenapa kau menyebut Yudas? Karena dia adalah satu 'bukti.' Mungkin bukti yang lebih sulit untuk kau atasi... Apa yang sudah Yudas lakukan padamu? Dalam hal apa dia mengguncangkanmu?" dan Yesus meletakkan tangan-Nya pada bahu orang muda itu, yang sudah begitu merah padam wajahnya hingga menjadi ungu tua.
Marjiam menatap pada-Nya dengan airmata berkilau di matanya, dia lalu membebaskan diri dan berlari pergi seraya berteriak, "Yudas adalah pencemar!... Tapi aku tidak bisa mengatakannya... Hormatilah aku, Tuhan!..." dan dia bersembunyi di pepohonan, dan dipanggil dengan sia-sia oleh Yesus, Yang membuat gerak isyarat duka patah semangat.
Selengkapnya silakan baca "Injil Sebagaimana Diwahyukan Kepadaku" [Puisi Manusia-Allah]
![]() ![]()
![]() ![]() oleh: Maria Valtorta
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
![]() ![]() Yang Tetap:
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() Kontak Webmaster : yesaya@indocell.net
Website Media Bina Iman Katolik YESAYA
Sejak November 2000
Last updated : Agustus 2022
|
![]() |
||||||||||||||||||||||